Skip to main content

Langkah Awal Resusitasi Neonatus dengan HAIKAL

Dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus, perlu kita perhatikan kesiapan semua aspek. Mulai dari kesiapan alat, kesiapan penolong, kesiapan ruangan, kesiapan tim, bahkan kesiapan dari keluarga untuk mengantisipasi semua hal yang dapat terjadi pada saat proses persalinan. Neonatus dilahirkan ke dunia butuh proses untuk mengadaptasikan dirinya yang awalnya berada intrauterine untuk menjadi tumbuh dan berkembang secara ekstrauterine. Semua itu butuh kesiapan dari seluruh organ yang ada di dalam tubuhnya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.



Oleh sebab itu, petugas medis baik dokter, bidan, perawat perlu memiliki keahlian khusus dalam memberikan pertolongan pada bayi yang baru lahir. Terdapat cukup banyak kesiapan alat yang perlu disiapkan dalam memberi pertolongan pada bayi yang baru lahir. Tidak cukup hanya alat, penguasaan mengenai langkah-langkar yang perlu dilakukan dalam menangani bayi baru lahir perlu dikuasai oleh setiap petugas medis yang akan membantu menangani bayi yang baru lahir.

Salah satu langkah yang perlu diingat oleh setiap petugas medis adalah langkah awal dalam melakukan resusitasi neonatus. Seluruh bayi yang baru lahir sudah sepatutnya untuk mendapatkan penanganan persiapan resusitasi neonatus untuk mengantisipasi hal buruk yang dapat terjadi. Sehingga langkah awal dalam melakukan resusitasi neonatus menjadi salah satu pilar penting yang dapat menjadikan bayi yang baru lahir tersebut akan bisa bertahan hidup untuk selanjutnya atau tidak.

Secara mudahnya, ada jembatan keledai yang sering digunakan dalam mengingat langkah  awal tindakan resusitasi neonatus ini. Jembatan keledai yang sering digunakan ialah singkatan dari kata "HAIKAL". HAIKAL merupakan singkatan dari langkah awal yang harus dilakukan oleh setiap petugas medis yang akan melakukan pertolongan persalinan. Kepanjangan dari HAIKAL adalah Hangatkan, Atur posisi, Isap lendir, Keringkan, Atur posisi kembali, Lakukan penilaian. Jembatan keledai singkatan ini dapat digunakan untuk memudahkan kita dalam mengingat langkah awal yang perlu dilakukan dalam resusitasi neonatus.


Comments

Popular posts from this blog

Penilaian VTP Tidak Efektif dengan SRIBTA

Ada kalanya dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus kita memerlukan tindakan pemberian ventilasi tekanan positif (VTP) dikarenakan kondisi pernafasan bayi belum adekuat untuk bisa bertahan hidup dalam proses adaptasinya dengan lingkungan ekstrauterine. Pemberian VTP diindikasikan pada kondisi berikut, yaitu pertama terjadinya pernafasan yang megap-megap dari bayi atau apneu. Yang kedua, walau bayi dapat bernafas spontan, namun frekuensi jantung kurang dari 100x/menit. Selanjutnya, yang ketiga, SpO2 yang terukur berada di bawah target SpO2 walaupun sudah diberikan O2 aliran bebas.

Rekomendasi Suplementasi Besi untuk Anak (IDAI, 2011)

Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%. Angka ini tergolong angka prevalensi yang cukup besar. Oleh karena itu, penting untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi tersebut. Adanya anemia defisiensi besi akan dapat menurunkan kualitas hidup anak. Penting untuk dilakukan pencegahan terjadinya hal tersebut.