Skip to main content

Resusitasi Neonatus (algorithm update from AHA 2015)

Setiap neonatus yang lahir baik secara spontan maupun sectio caesaria (SC) perlu dipersiapkan pada saat kelahirannya alat-alat yang diperlukan untuk tindakan resusitasi. Tindakan resusitasi ini diperlukan agar bayi yang baru lahir dapat segera siap dalam menjalani kehidupannya sejak awal di luar rahim ibunya. Kondisi-kondisi ibu dan janin intra uterine merupakan data yang sangat penting untuk dapat memprediksi kemungkinan sang bayi ketika sudah dilahirkan. Oleh karena itu, edukasi prenatal sangat penting diberikan pada ibu sehingga ibu dan bayi dapat menjalani proses kelahiran dengan selamat. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan bagi petugas kesehatan terutama dokter, dalam melakukan persiapan pertolongan bagi sang bayi segera setelah lahir. Langkah-langkah yang ada disini sudah merupakan hasil pengkajian yang sangat mendalam dari American Heart Association (AHA) yang dikeluarkan pada tahun 2015. Algorithma ini merupakan revisi dari algorithma-algorithma sebelumnya yang oleh karena beberapa pertimbangan, algorithma sebelumnya sudah tidak dipergunakan kembali.

Comments

Popular posts from this blog

Langkah Awal Resusitasi Neonatus dengan HAIKAL

Dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus, perlu kita perhatikan kesiapan semua aspek. Mulai dari kesiapan alat, kesiapan penolong, kesiapan ruangan, kesiapan tim, bahkan kesiapan dari keluarga untuk mengantisipasi semua hal yang dapat terjadi pada saat proses persalinan. Neonatus dilahirkan ke dunia butuh proses untuk mengadaptasikan dirinya yang awalnya berada intrauterine untuk menjadi tumbuh dan berkembang secara ekstrauterine. Semua itu butuh kesiapan dari seluruh organ yang ada di dalam tubuhnya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Penilaian VTP Tidak Efektif dengan SRIBTA

Ada kalanya dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus kita memerlukan tindakan pemberian ventilasi tekanan positif (VTP) dikarenakan kondisi pernafasan bayi belum adekuat untuk bisa bertahan hidup dalam proses adaptasinya dengan lingkungan ekstrauterine. Pemberian VTP diindikasikan pada kondisi berikut, yaitu pertama terjadinya pernafasan yang megap-megap dari bayi atau apneu. Yang kedua, walau bayi dapat bernafas spontan, namun frekuensi jantung kurang dari 100x/menit. Selanjutnya, yang ketiga, SpO2 yang terukur berada di bawah target SpO2 walaupun sudah diberikan O2 aliran bebas.

Rekomendasi Suplementasi Besi untuk Anak (IDAI, 2011)

Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%. Angka ini tergolong angka prevalensi yang cukup besar. Oleh karena itu, penting untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi tersebut. Adanya anemia defisiensi besi akan dapat menurunkan kualitas hidup anak. Penting untuk dilakukan pencegahan terjadinya hal tersebut.