Skip to main content

Derajat Ikterik menurut Kramer

Ikterik merupakan kondisi warna kekuningan yang biasa muncul di kulit bayi yang baru lahir. Ikterik dapat merupakan kondisi yang fisiologis dan juga patologis. Ikterik dikatakan fisiologis apabila terlihat saat usia bayi memasuki 3 hari hingga usia 14 hari. Ikterik yang fisiologis biasanya disebabkan kurangnya konsumsi ASI pada bayi lahir dan maturitas hepar yang belum sempurna dalam mengkonjugasi bilirubin. Sehingga, kadar bilirubin yang belum terkonjugasi biasanya akan lebih banyak dari normalnya.



Untuk penilaian kondisi fisik bayi baru lahir yang mengalami ikterik dapat menggunakan derajat Kramer dalam penapisan awal sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang. Hal ini juga dapat dilakukan pada kondisi daerah yang belum memliki fasilitas pemeriksaan penunjang untuk bilirubin. Sehingga, komplikasi dari ikterik yang fisiologis sekalipun, yaitu kern ikterus, dapat dicegah sejak awal, Pemeriksaan fisik apabila didapatkan adanya ikterik derajat Kramer IV atau lebih sudah mengindikasikan perlunya tindakan lanjut terhadap ikterik yang perlu mendapatkan fototerapi.


Comments

Popular posts from this blog

Langkah Awal Resusitasi Neonatus dengan HAIKAL

Dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus, perlu kita perhatikan kesiapan semua aspek. Mulai dari kesiapan alat, kesiapan penolong, kesiapan ruangan, kesiapan tim, bahkan kesiapan dari keluarga untuk mengantisipasi semua hal yang dapat terjadi pada saat proses persalinan. Neonatus dilahirkan ke dunia butuh proses untuk mengadaptasikan dirinya yang awalnya berada intrauterine untuk menjadi tumbuh dan berkembang secara ekstrauterine. Semua itu butuh kesiapan dari seluruh organ yang ada di dalam tubuhnya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Penilaian VTP Tidak Efektif dengan SRIBTA

Ada kalanya dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus kita memerlukan tindakan pemberian ventilasi tekanan positif (VTP) dikarenakan kondisi pernafasan bayi belum adekuat untuk bisa bertahan hidup dalam proses adaptasinya dengan lingkungan ekstrauterine. Pemberian VTP diindikasikan pada kondisi berikut, yaitu pertama terjadinya pernafasan yang megap-megap dari bayi atau apneu. Yang kedua, walau bayi dapat bernafas spontan, namun frekuensi jantung kurang dari 100x/menit. Selanjutnya, yang ketiga, SpO2 yang terukur berada di bawah target SpO2 walaupun sudah diberikan O2 aliran bebas.

Rekomendasi Suplementasi Besi untuk Anak (IDAI, 2011)

Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%. Angka ini tergolong angka prevalensi yang cukup besar. Oleh karena itu, penting untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi tersebut. Adanya anemia defisiensi besi akan dapat menurunkan kualitas hidup anak. Penting untuk dilakukan pencegahan terjadinya hal tersebut.