Skip to main content

Manajemen Status Epileptikus pada Anak (IDAI, 2016)

Status epileptikus merupakan suatu kondisi terjadinya kejang dalam waktu yang berlangsung lama, paling tidak selama lebih dari 30 menit. Kejang tetap berlangsung walaupun sudah diberikan tatalaksana antikejang secara adekuat. Adekuat yang dimaksud disini ialah tepat cara pemberian dan tepat dosis yang diberikan. Status epileptikus dapat terjadi oleh karena sebab apapun yang mendasari terjadinya suatu kejang tersebut. Berbagai proses dapat mendasari terjadinya suatu kejang, baik itu proses intrakranial, proses metabolik maupun ekstrakranial. Tatalaksana status epileptikus diberikan saat terjadinya suatu kejang yang berlangsung lama, dan untuk mencegah terjadinya kejang yang berulang, tetap perlu dilakukan tatalaksana terhadap proses yang mendasari kejang tersebut.



Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), melalui UKK Neurologi, pada tahun 2016 telah mengeluarkan rekomendasi terbaru mengenai tatalaksana saat terjadinya status epileptikus. Pemberian manajemen tatalaksana ini penting dipahami semua pihak yang menangani kejang yang terjadi pada anak. Sehingga mengurangi morbiditas yang ditimbulkan oleh karena kesalahan pemberian manajemen kejang pada anak. Sehingga didapatkan luaran anak yang lebih baik setelah terjadinya kejang yang berlangsung lama.

Comments

Popular posts from this blog

Langkah Awal Resusitasi Neonatus dengan HAIKAL

Dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus, perlu kita perhatikan kesiapan semua aspek. Mulai dari kesiapan alat, kesiapan penolong, kesiapan ruangan, kesiapan tim, bahkan kesiapan dari keluarga untuk mengantisipasi semua hal yang dapat terjadi pada saat proses persalinan. Neonatus dilahirkan ke dunia butuh proses untuk mengadaptasikan dirinya yang awalnya berada intrauterine untuk menjadi tumbuh dan berkembang secara ekstrauterine. Semua itu butuh kesiapan dari seluruh organ yang ada di dalam tubuhnya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Penilaian VTP Tidak Efektif dengan SRIBTA

Ada kalanya dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus kita memerlukan tindakan pemberian ventilasi tekanan positif (VTP) dikarenakan kondisi pernafasan bayi belum adekuat untuk bisa bertahan hidup dalam proses adaptasinya dengan lingkungan ekstrauterine. Pemberian VTP diindikasikan pada kondisi berikut, yaitu pertama terjadinya pernafasan yang megap-megap dari bayi atau apneu. Yang kedua, walau bayi dapat bernafas spontan, namun frekuensi jantung kurang dari 100x/menit. Selanjutnya, yang ketiga, SpO2 yang terukur berada di bawah target SpO2 walaupun sudah diberikan O2 aliran bebas.

Perbedaan Visum et Repertum, Rekam Medis, dan Surat Keterangan Ahli

Pada postingan sebelumnya, telah dijelaskan apa itu visum et repertum, rekam medis, maupun surat keterangan ahli. Namun, tahukah anda apa perbedaan dari tiap istilah tersebut ? Mungkin tabel berikut dapat menjelaskan apa sebenarnya perbedaan dari ketiga istilah tersebut. Silakan dibaca secara seksama apa perbedaan dari tiap istilah tersebut. Apabila masih ada pertanyaan yang muncul di kepala terkait istilah-istilah ini, ditanyakan melalui kolom komentar di bawah agar lebih jelas. Segala pertanyaan akan saya usahakan untuk dijawab sebisa mungkin. Semoga semua puas, terima kasih.