Skip to main content

Tekhnik mencuci tangan

Mencuci tangan merupakan sebuah tindakan sederhana yang memiliki efek yang luar biasa. Cukup banyak penyakit yang dapat dicegah hanya dengan mencuci tangan. Apalagi kita sebagai orang Indonesia yang hidup di kawasan tropis, lebih rentan untuk mengalami penyakit infeksi yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya. Cuci tangan adalah salah satu tindakan efektif untuk mencegah terjadinya transmisi penyakit infeksi tersebut.



Cuci tangan memang merupakan hal yang baik dilakukan apalagi diajarkan sejak kecil. Cuci tangan dengan air dan sabun meminimalkan risiko terjadinya infeksi. Memang perlu sedikit keterampilan khusus untuk melakukan cuci tangan dengan baik dan benar. Langkah-langkah dalam mencuci tangan diajarkan oleh badan kesehatan dunia / World Health Organization (WHO) kepada masyarakat sebagai bagian dalam pencegahan terjadinya penyakit infeksi.

Langkah-langkah dalam mencuci tangan ini dianjurkan untuk dilakukan. Berbagai langkah yang dilakukan ini memuat keseluruhan sisi dari tangan kita sehingga mengurangi risiko terjadinya penularan infeksi.



Comments

Popular posts from this blog

Langkah Awal Resusitasi Neonatus dengan HAIKAL

Dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus, perlu kita perhatikan kesiapan semua aspek. Mulai dari kesiapan alat, kesiapan penolong, kesiapan ruangan, kesiapan tim, bahkan kesiapan dari keluarga untuk mengantisipasi semua hal yang dapat terjadi pada saat proses persalinan. Neonatus dilahirkan ke dunia butuh proses untuk mengadaptasikan dirinya yang awalnya berada intrauterine untuk menjadi tumbuh dan berkembang secara ekstrauterine. Semua itu butuh kesiapan dari seluruh organ yang ada di dalam tubuhnya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Penilaian VTP Tidak Efektif dengan SRIBTA

Ada kalanya dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus kita memerlukan tindakan pemberian ventilasi tekanan positif (VTP) dikarenakan kondisi pernafasan bayi belum adekuat untuk bisa bertahan hidup dalam proses adaptasinya dengan lingkungan ekstrauterine. Pemberian VTP diindikasikan pada kondisi berikut, yaitu pertama terjadinya pernafasan yang megap-megap dari bayi atau apneu. Yang kedua, walau bayi dapat bernafas spontan, namun frekuensi jantung kurang dari 100x/menit. Selanjutnya, yang ketiga, SpO2 yang terukur berada di bawah target SpO2 walaupun sudah diberikan O2 aliran bebas.

Rekomendasi Suplementasi Besi untuk Anak (IDAI, 2011)

Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%. Angka ini tergolong angka prevalensi yang cukup besar. Oleh karena itu, penting untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi tersebut. Adanya anemia defisiensi besi akan dapat menurunkan kualitas hidup anak. Penting untuk dilakukan pencegahan terjadinya hal tersebut.