Skip to main content

Kriteria Jones Revisi 2015

Kriteria Jones telah lama dikenal dan digunakan dalam mendiagnosis adanya suatu kondisi demam rematik akut. Mungkin penyakit ini belum banyak dikenal oleh masyarakat, namun angka morbiditas dan mortalitas yang ditimbulkan oleh penyakit ini cukup tinggi, sehingga perlu adanya tindakan diagnosis dan tatalaksana yang tepat dalam penanganan penyakit ini.



Jones membagi ke dalam kriteria mayor dan kriteria minor dalam upaya mendiagnosis adanya suatu demam rematik akut. Adanya 2 kriteria mayor ataupun 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor ditambah dengan adanya bukti riwayat paparan infeksi streptokokkus beta hemolitikus grup A merupakan suatu kondisi yang dapat kita diagnosis sebagai demam rematik akut. Bukti paparan infeksi streptokokkus beta hemolitikus grup A didapatkan berdasarkan adanya hasil pemeriksaan swab tenggorok pada pasien dengan riwayat infeksi di tenggorokan paling tidak 2 minggu sebelumnya ataupun hasil pemeriksaan Anti-streptolysin Titer O (ASTO) yang positif.

Kriteria Jones Revisi 2015 memperbaharui kriteria Jones sebelumnya tahun 1992. Perbedaan yang mencolok adalah dipertimbangkannya perbedaan populasi di lingkungan setempat untuk tiap kriteria yang ada baik mayor ataupun minor. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya under diagnosed sehingga penanganan yang dilakukan menjadi lebih tepat dan prognosis akan lebih baik. Perubahan kriteria Jones 2015 ini kami sajikan pada gambar di bawah ini.


Comments

Popular posts from this blog

Langkah Awal Resusitasi Neonatus dengan HAIKAL

Dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus, perlu kita perhatikan kesiapan semua aspek. Mulai dari kesiapan alat, kesiapan penolong, kesiapan ruangan, kesiapan tim, bahkan kesiapan dari keluarga untuk mengantisipasi semua hal yang dapat terjadi pada saat proses persalinan. Neonatus dilahirkan ke dunia butuh proses untuk mengadaptasikan dirinya yang awalnya berada intrauterine untuk menjadi tumbuh dan berkembang secara ekstrauterine. Semua itu butuh kesiapan dari seluruh organ yang ada di dalam tubuhnya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Penilaian VTP Tidak Efektif dengan SRIBTA

Ada kalanya dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus kita memerlukan tindakan pemberian ventilasi tekanan positif (VTP) dikarenakan kondisi pernafasan bayi belum adekuat untuk bisa bertahan hidup dalam proses adaptasinya dengan lingkungan ekstrauterine. Pemberian VTP diindikasikan pada kondisi berikut, yaitu pertama terjadinya pernafasan yang megap-megap dari bayi atau apneu. Yang kedua, walau bayi dapat bernafas spontan, namun frekuensi jantung kurang dari 100x/menit. Selanjutnya, yang ketiga, SpO2 yang terukur berada di bawah target SpO2 walaupun sudah diberikan O2 aliran bebas.

Rekomendasi Suplementasi Besi untuk Anak (IDAI, 2011)

Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%. Angka ini tergolong angka prevalensi yang cukup besar. Oleh karena itu, penting untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi tersebut. Adanya anemia defisiensi besi akan dapat menurunkan kualitas hidup anak. Penting untuk dilakukan pencegahan terjadinya hal tersebut.