Purpura merupakan kondisi adanya bercak merah atau keunguan pada kulit yang tidak pucat saat diberikan tekanan dengan menggunakan jari. Bercak-bercak tersebut disebabkan oleh pendarahan di bawah kulit yang biasanya bersifat sekunder oleh karena vaskulitis atau defisiensi vitamin C. Istilah purpura dibedakan dengan petechiae dan ekimosis dalam hal ukuran. Purpura biasanya berukuran 0,3-1 cm (3-10 mm), sedangkan petechiae berukuran kurang dari 3 mm, dan ekimosis lebih besar dari 1 cm. Berikut beberapa diagnosis banding penyakit dengan gejala adanya purpura.
No.
|
Faktor Pembeda
|
ITP (Idiopathic Trombositopeni
Purpura)
|
HSV (Haenoch-Schonlein
Vasculitis)
|
ATP (Autoimmune
Trombocytopenia Purpura)
|
1.
|
Kausa
|
Sensitifitas oleh infeksi virus, mekanisme imun
|
Alergi atau sensitivitas obat memainkan peranan pada
beberapa penderita. Penyakit dapat menyertai infeksi saluran pernafasan atas,
kadang-kadang streptococcus. Tetapi, kebanyakan terjadi karena deposisi
antibodi abnormal pada dinding pembuluh darah akibat vaskulitis.
|
Sensitifitas obat, kerusakan megakariosit, infeksi
virus, infeksi bakteri. Faktor genetik (utamanya wanita, karena adanya produksi IgG
antiplatelet antibodi yang bereaksi dengan platelet).
|
2.
|
UKK
|
Memar dan ruam petekie menyeluruh.
|
Purpura (diskolorisasi kulit yang tidak menghilang jika ditekan,
ukuran 0,3 – 1 cm) muncul pada tungkai dan pantat. Terkadang juga terlihat
pada lengan, wajah, dan badan.
|
|
3.
|
Diagnostik Fisik
|
Perdarahan asimetris dan mungkin mencolok di tungkai
bawah. Perdarahan pada selaput lendir dapat mencolok, dengan bula di gusi dan
di bibir. Perdarahan di hidung mungkin hebat dan sukar dikendalikan. Fase
akut, penyakit disertai perdarahan spontan selama 1-2 minggu.
|
a. Purpura di tungkai dan pantat
b. Nyeri sendi di pergelangan kaki, lutut, dan siku
c. Nyeri abdomen
d. Angioedema
e. Nefritis
|
|
4.
|
Pemeriksaan Lab
|
a. Trombositopenia
b.Pada apusan darah ditemukan sel trombosit raksasa (darah tepi) dan
menggambarkan kenaikan produksi di sumsum tulang
c. AL dan Hb normal, kecuali terjadi perdarahan hebat
d. Terdapat jumlah megakariosit yang normal atau meningkat, beberapa
dari megakariosit ini imatur,dengan sitoplasma basofil tua.
e. BT memanjang
|
Laju endap darah (LED) mungkin naik. Angka sel darah putih sering
naik dan mungkin eosinofilia. Pemeriksaan koagulasi normal. Pada keterlibatan
ginjal, sel darah merah, sel darah putih, silinder, dan albumin terdapat
dalam urin. Mungkin dijumpai darah yang banyak atau tersembunyi dalam feses.
Tidak ada faktor reumatoid atau antibodi antinuklear. Titer komplemen serum
normal atau naik. Kadar IgA serum naik pada > 50% penderita.
|
|
5.
|
Prognosis
|
Jika tidak ada penanganan adekuat bisa menimbulkan
perdarahan intrakranial.
|
Baik pada kebanyakan pasien, namun cenderung
berulang pada anak berumur 10 tahun pada 4 bulan pertama setelah serangan
pertama. Serangan akan membaik setelah 4 minggu tanpa adanya pengobatan.
Jika tidak ada penanganan adekuat dapat terjadi
gagal ginjal
|
|
6.
|
Terapi
|
·
Pada yang ringan, hanya dilakukan observasi
tanpa pengobatan karena dapat sembuh secara spontan.
Bila setelah 2
minggu tanpa pengobatan , jumlah trombosit belum naik, berikan
kortikosteroid.
Pada
trombositopenia akibat DIC, berikan heparin intravena.
Pada keadaan
gawat (terjadi perdarahan otak atau gastrointestinal), berikan transfusi
suspense trombosit.
·
Pada ITP kronis, imunoglobin intravena (dosis
inisial 0,8 gr/kgBB 1 kali pemberian)
Kortikosteroid
(Prednison 4 mg/kgBB/hari peroral selama 7 hari kemudian tappering off dalam
7 hari)
Alfa interferon
Siklosporin 3-8
mg/kgBB/hari dibagi dalam 2-3 dosis
Azathioprin
50-300 mg/m2/hari peroral selama lebih dari 4 bulan
|
Analgesik untuk nyeri perut dan sendi
|
|
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentar yang diberikan.. Akan disampaikan dan ditanggapi segera..