Skip to main content

Sistem Imun

Sistem imun yang ada di dalam tubuh terdiri dari 2 jenis, yaitu sistem imun dapatan dan sistem imun bawaan. Kedua sistem ini bekerja selaras satu sama lainnya. Tiap-tiap jenis sistem imun tersebut memiliki fungsinya masing-masing sehingga dapat bekerja saling memperkuat satu sama lain. Sistem imun dapatan biasanya akan muncul setelah mengenali adanya suatu antigen yang dianggap benda asing oleh tubuh. Sedangkan sistem imun bawaan dapat bersifat diturunkan yang ada di dalam darah, dapat pula merupakan sistem pertahanan tubuh yang telah diciptakan oleh Sang Pencipta.



Berikut kami tampilkan secara skematis berbagai sistem imun yang ada di dalam tubuh. Diagram skematis ini menggambarkan alur proses terbentuknya sistem iimun tersebut. Diagram ini juga sekilas menampilkan fungsi dari masing-masing sistem imun yan ada di dalam tubuh.


Comments

Popular posts from this blog

Langkah Awal Resusitasi Neonatus dengan HAIKAL

Dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus, perlu kita perhatikan kesiapan semua aspek. Mulai dari kesiapan alat, kesiapan penolong, kesiapan ruangan, kesiapan tim, bahkan kesiapan dari keluarga untuk mengantisipasi semua hal yang dapat terjadi pada saat proses persalinan. Neonatus dilahirkan ke dunia butuh proses untuk mengadaptasikan dirinya yang awalnya berada intrauterine untuk menjadi tumbuh dan berkembang secara ekstrauterine. Semua itu butuh kesiapan dari seluruh organ yang ada di dalam tubuhnya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Penilaian VTP Tidak Efektif dengan SRIBTA

Ada kalanya dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus kita memerlukan tindakan pemberian ventilasi tekanan positif (VTP) dikarenakan kondisi pernafasan bayi belum adekuat untuk bisa bertahan hidup dalam proses adaptasinya dengan lingkungan ekstrauterine. Pemberian VTP diindikasikan pada kondisi berikut, yaitu pertama terjadinya pernafasan yang megap-megap dari bayi atau apneu. Yang kedua, walau bayi dapat bernafas spontan, namun frekuensi jantung kurang dari 100x/menit. Selanjutnya, yang ketiga, SpO2 yang terukur berada di bawah target SpO2 walaupun sudah diberikan O2 aliran bebas.

Rekomendasi Suplementasi Besi untuk Anak (IDAI, 2011)

Prevalens anemia defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%. Angka ini tergolong angka prevalensi yang cukup besar. Oleh karena itu, penting untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi tersebut. Adanya anemia defisiensi besi akan dapat menurunkan kualitas hidup anak. Penting untuk dilakukan pencegahan terjadinya hal tersebut.