Skip to main content

Klasifikasi Diagnosis Infeksi Dengue (IDAI, 2019)

Infeksi dengue merupakan salah satu penyakit yang dapat mengancam kehidupan seorang anak. Virus dengue sering terdapat di daerah beriklim tropis, salah satunya Indonesia. Penatalaksanaan terhadap infeksi dengue yang terjadi sangat bergantung pada pemberian klasifikasi terhadap diagnosis dengue yang dialami.



Klasifikasi diagnosis dari infeksi dengue yang terjadi saat ini mengalami perubahan dari klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi diagnosis infeksi dengue yang diatur di Indonesia saat ini mengacu pada klasifikasi infeksi dengue menurut WHO tahun 2009. Hal ini dikarenakan klasifikasi tersebut dipandang lebih tepat dalam menegakkan diagnosis tanpa menunggu berakhirnya natural course of dengue, serta memudahkan dalam mendiagnosis kasus severe dengue (terutama kasus keterlibatan organ dan komorbid).

Klasifikasi ini telah teruji dan digunakan secara luas di berbagai belahan dunia serta telah menyesuaikan dengan International Classification of Disease (ICD) XI yang akan segera diberlakukan. Oleh karena itu, berbagai tekhnik dilakukan untuk sosialisasi klasifikasi diagnosis dari infeksi dengue tersebut sehingga dapat digunakan oleh kalangan medis yang memerlukan. Silakan disimak klasifikasi diagnosis infeksi dengue yang termuat pada gambar berikut.


Comments

Popular posts from this blog

Penilaian VTP Tidak Efektif dengan SRIBTA

Ada kalanya dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus kita memerlukan tindakan pemberian ventilasi tekanan positif (VTP) dikarenakan kondisi pernafasan bayi belum adekuat untuk bisa bertahan hidup dalam proses adaptasinya dengan lingkungan ekstrauterine. Pemberian VTP diindikasikan pada kondisi berikut, yaitu pertama terjadinya pernafasan yang megap-megap dari bayi atau apneu. Yang kedua, walau bayi dapat bernafas spontan, namun frekuensi jantung kurang dari 100x/menit. Selanjutnya, yang ketiga, SpO2 yang terukur berada di bawah target SpO2 walaupun sudah diberikan O2 aliran bebas.

Langkah Awal Resusitasi Neonatus dengan HAIKAL

Dalam melakukan tindakan resusitasi neonatus, perlu kita perhatikan kesiapan semua aspek. Mulai dari kesiapan alat, kesiapan penolong, kesiapan ruangan, kesiapan tim, bahkan kesiapan dari keluarga untuk mengantisipasi semua hal yang dapat terjadi pada saat proses persalinan. Neonatus dilahirkan ke dunia butuh proses untuk mengadaptasikan dirinya yang awalnya berada intrauterine untuk menjadi tumbuh dan berkembang secara ekstrauterine. Semua itu butuh kesiapan dari seluruh organ yang ada di dalam tubuhnya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Perbedaan Visum et Repertum, Rekam Medis, dan Surat Keterangan Ahli

Pada postingan sebelumnya, telah dijelaskan apa itu visum et repertum, rekam medis, maupun surat keterangan ahli. Namun, tahukah anda apa perbedaan dari tiap istilah tersebut ? Mungkin tabel berikut dapat menjelaskan apa sebenarnya perbedaan dari ketiga istilah tersebut. Silakan dibaca secara seksama apa perbedaan dari tiap istilah tersebut. Apabila masih ada pertanyaan yang muncul di kepala terkait istilah-istilah ini, ditanyakan melalui kolom komentar di bawah agar lebih jelas. Segala pertanyaan akan saya usahakan untuk dijawab sebisa mungkin. Semoga semua puas, terima kasih.